Dan Dialah Yang Maha Tinggi) di atas semua makhluk-Nya (lagi Maha Besar) atau Maha Agung. Tafsir Ibnu Katsir. Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Firman Allah subhanahu wa ta'ala: Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (QS. 1- Surah Al - Fatihah. Terjemahan surah di atas : Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani (١)Segala puji tertentu bagi Allah, Tuhan yang Memelihara dan Mentadbirkan sekalian alam. (2) Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani. (3) Yang Menguasai pemerintahan hari Pembalasan (hari akhirat). Sucikanlahnama Rabbmu Yang Maha Tinggi. [al A'la/87:1] وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ. Dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi. [an-Nahl/16:60] Dari penggalan empat ayat di atas, dua di antaranya menunjukkan sifat Maha Tinggi Allah melalui tadhammun al ismi laha (penjelasan sifat yang terkandung dalam nama-Nya). AllahYang Maha Benar Dia lah Allah Yang Maha Benar yang demikian itu, karena Sesungguhnya Allah, Dialah yang haq (QS.Al-Hajj:6) Allah Yang Maha Benar .. Dalam Dzat-Nya dan sifat-Nya, Dia-lah yang sempurna sifat-Nya, adanya sifat tersebut bagian dari kebutuhan Dzat-Nya, dan sesuatu itu tidak ada kecuali dengan sifat tersebut, Dia masih dan senantiasa dalam sifat mulia, indah dan sempurna Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Mahabesar." (Asy-Syura: 4) "Katakanlah (hai Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada ilah yang benar selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. (Shad: 65) fJWI0q. Allah ta’ala berfirman وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ “Dan Allah maha tinggi Maha besar.” QS 2 255 وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ an sesungguhnya Allah, Dialah yang maha tinggi lagi maha besar.” QS Al hajj 62 سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى “Sucikanlah nama Rabbmu yang paling tinggi.” Allah maha tinggi dalam kedudukan-Nya, tinggi sifat dan keagungan-Nya. Karena sifat-sifat-Nya sangat agung dan tidak ada yang dapat menyerupainya dan tidak ada satu sifat pun yang mirip dengan-Nya. Banyak sekali dalil dan bukti serta keterangan akan ketinggian Allah, dan lebih dari 1000 dalil mengenai ketinggian Allah. Penjelasan tentang ketinggian-Nya وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ “Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya.” QS Al anam18 Penjelasan tentang “al uruj” naiknya sesuatu kepada-Nya. يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْه “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan itu naik kepada-Nya.” QS As sajadah 5 Penjelasan tentang As suud naiknya sesuatu kepada-Nya. إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ “Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikan-Nya.” QS Fathir 10 Penjelasan tentang dinaikannya sebagian hamba-Nya kepada-Nya. بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ “Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.” QS An nisa 158 Penjelasanya tentang diturunkannya Al quran. تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ “Kitab Al Quran diturunkan oleh Allah yang maha tinggi yang maha perkasa lagi maha bijaksana.” QS Az zumar1 Dalil-dalil ini dan yang serupa denganya sangat banyak dalam Al-quran dan As sunnah, semuanya menetapkan ketinggian Allah dan bahwasannya Dia tinggi diatas segala sesuatu dan tidak ada yang diatas-Nya. Bahkan Dia diatas Arys yang mulia sebagaimana yang telah Dia kabarkan oleh Rasulullah shallahu alaihi wassalam, ini adalah perkara yang sudah ditetapkan. Beriman tentang ketinggian Allah diatas makhluk-Nya mewariskan kepada seorang hamba pengagungan kepada Allah, merendahkan diri kepada-Nya dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan aib, mengikhlaskan peribdahan kepada-Nya. Oleh Ustdaz DR. Syafiq Riza Basalamah. Sumber . Pertanyaan Sebagian orang mengatakan bahwa Allah ada di Atas langit, sebagian lain mengatakan bahwa Allah tidak punya tempat. Manakah diantara pendapat yang benar berkaitan dengan masalah ini ??? Teks Jawaban puji hanya milik Allah semata, Ahlussunnah wal jama'ah telah berdalil tentang Ketinggian Allah ta'ala di atas makhluk-Nya Uluww Tinggi dengan Dzat-Nya dari Al-Qur'an, Hadits, Ijma' konsensus , akal dan fitroh. Pertama sementara dari Al-Qur'an berbagai macam bentuk dalil yang digunakan, kadangkala dengan menyebutkan kata " Uluww Tinggi " kadang dengan menyebutkan kata " fauqiyyah Diatas ". terkadang juga menyebutkan Menurunkan sesuatu dari-Nya. Terkadang juga menyebutkan " Naik kepada-Nya ", kadang pula " Diatas langit " … Kata " Uluww " seperti dalam firman-Nya ; " Dan Dialah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung " Al-Baqarah 255. " Sucikan nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi " Al-A'la 1 Kata " Fauqiyyah " dalam firman " Dan Dia Yang Maha berkuasa atas hamba-hamba-Nya " Al-An'am 18. " Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka " An-Nahl 50 Turunnya sesuatu dari-Nya, seperti firman-Nya " Mengatur urusan dari langit ke bumi " Sajadah 5, " Sesungguhnya Kami Allah telah menurunkan Dzikro Al-Qur'an " Al-Hijr 6 dan yang semisalnya Dan naiknya sesuatu kepada-Nya, seperti firman-Nnya " Naik kepada-Nya kalimat yang baik dan amal sholeh serta mengangkat-Nya " Fatir 10. seperti juga ; " Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada Tuhan " Al-Ma'arij 4 Keberadaan-Nya di langit seperti dalam firman-Nya " Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu " Al-Mulk 16 Kedua Sementara dalam sunnah, telah ada dari Nabi sallallahu'alaihi wasallam secara mutawatir baik dari ucapan, perbuatan maupun ketetapannya. Diantara yang ada dari ucapan Beliau sallaallahu'alihi wasallam menyebutkan uluw tinggi dan fauqiyyah atas adalah " Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi " setiap kali beliau ucapkan dalam sujudnya. Dan hadits " Allah ada di atas Arsy " Sementara pekerjaan beliau seperti mengangkat telunjukkan ke langit ketika beliau khutbah nan agung di hadapan manusia, yaitu ketika hari Arofah dalam haji Wada', Beliau sallallahu'alaihi wasallam bersabda " Ketahuilah, apakah telah kusampaikan ?? mereka menjawab " Iya, sudah ". " Ketahuilah, apakah telah kusampaikan ?, mereka menjawa " Iya, sudah ". " Ketahuilah, apakah telah kusampaikan ? Mereka menjawab lagi " Iya, sudah ". kemudian beliau berkata " Ya Allah, saksikanlah " sambil memberikan isyarat telunjuknya ke langit kemudian mengarah ke orang-orang. Diantaranya juga beliau mengangkat tangan ke langit ketika berdoa sebagaimana dalam puluhan hadits. Ini menetapkan akan ketinggian dengan perbuatan. Dan ketetapan taqrir seperti dalam hadits Jariyah ketika Nabi sallallahu'alahi wasallam bertanya kepadanya " Dimana Allah ? Dia menjawab " Di langit ". kemudian bertanya lagi " Siapa aku ? ", dia menjawab " Engkau utusan Allah. Kemudian Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam berkata kepada tuannya " Merdekakan dia, karena dia telah beriman " Dia Cuma sekedar budak tidak berpendidikan sebagiamana kebanyakan para budak, masih budak belum merdeka tidak memiliki dirinya, dia tahu bahwa Tuhannya ada di langit. Sementara orang yang sesat dari bani Adam mengatakan Dia tidak ada di atas, tidak di bawah, tidak juga di kanan maupun kiri bahkan mereka mengatakan Dia Tuhan ada di mana-mana !!! Ketiga dalil Ijma' konsensus para ulama' . Para ulama' salaf telah bersepakat Allah dengan Dzat-Nya di langit. Sebagaimana yang dinukil oleh ahli ilmu seperti Dzahabi rohimahullah dalam kitabnya Al-Uluw LilAlyyil Goffar Keempat sementara dalil akal, kami katakan bahwa uluw tinggi adalah sifat yang sempurna menurut kesepakatan orang yang berakal. Kalau itu sifat sempurna, seharusnya dimiliki Allah, karena semua sifat kesempurnaan mutlah hanya milik Allah semata. Maka ia adalah tetap milik Allah. Kelima sementara dalil fitroh, maka tidak ada satupun yang melawan dan mengingkarinya, karena setiap orang secara fitrah mengatakan Allah ada di langit. Oleh karena itu manakala ada sesuatau yang mengagetkan atau merisaukan yang dia tidak bisa melawannya, maka dia akan menggarahkan secara langsung kepada Allah. Karena hatinya secara otomatis menghadap ke langit tidak ke arah lainnya. Bahkan yang mengherankan orang-orang yang mengingkari akan sifat uluw tinggi untuk Allah di atas makhluk-Nya tidak mengangkat tangannya ketika berdoa kecuali mengarah ke langit. Sampai Fir'aun musuh Allah, ketika berdebat dengan Nabi Musa tentang Tuhannya dia berkata kepada menterinya Haman " Wahai Haman, bangunkan untukku menara, siapa tahu saya bisa mencapai sebab. Sebab-sebab ke langit sehingga saya bisa melihat Tuhannya Musa ". Pada hakekatnya Fir'aun tahu dirinya bahwa Allah benar-benar ada, sebagaimana dalam firman-Nya " Mereka mengingkarinya, akan tetapi dirinya meyakin adanya Tuhan dalam kondisi dholim dan kesombongan ". Ini adalah dalil-dalil dari Al-Qur'an, hadits, Ijma', akal, fitroh bahkan dari ucapan ornag kafir bahwa Allah ada di atas langit. Kami memohon kepada Allah hidayah menuju kebenaran. العلي ALLAH YANG MAHA TINGGI باسم الله الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد Saudaraku… tahukah anda dahulu fir’aun pernah menyuruh arsiteknya hamman membangun bangunan tinggi tuk melihat Tuhan Musa yaitu Allah. Allah berfirman وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا.. سورة غافر، الآيتين 36-37. Dan berkatalah Fir’aun “Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, yaitu pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta”… Kenapa ia memaksa ingin naik ke atas langit?? dan memaksa puluhan ribu para budak tuk bangun gedungnya!? Darimana fir’aun tahu kalau Allah Maha Tinggi berada diatas langit!!? Jawabnya karena kesucian aqidah Nabi Musa yang mendakwahkan bahwa ALLAH Maha Tinggi diatas semua makhluk-Nya. Saudaraku… Mari kita mengenal salah satu Nama Allah yang Maha Indah yaitu Nama Allah ” العلي ” Yang Maha Tinggi. Nama ini Allah sebutkan dalam beberapa firman-Nya, diantaranya dalam ayat kursi وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ “Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Adapun makna Nama Allah Al-Aliy sesuai dengan keagungan-Nya, berkata para ulama diantaranya; Syaikh Abdurrahman A Sa’diy berkata ” Allah Yang Maha Tinggi maksudnya Dialah pemilik semua kesempurnaan makna tinggi dari semua sisi, Maha Tinggi Zat-Nya, Sifat-sifat Nya, dan kekuasaan-Nya. Dia Maha Tinggi bersemayam diatas arsy, Maha Kuasa diatas semua kerajaan. Maka semua kesempurnaan sifat keagungan, kebesaran, kemuliaan, keindahan adalah sifat-Nya, dan akan berujung hanya kepada-Nya. lihat tafsir taysir Karim Rahman, 5/300. Imam Ibnu Jarir At Thobary dalam tafsirnya berkata “adapun makna firman Allah ” وهو العلي ” yaitu Allah Yang Maha Tinggi. Yaitu Pemilik segala makna tinggi yang sempurna, ketinggiannya diatas segala makhluk-Nya karena kekuasaan-Nya.” lihat tafsir At-Thobary 3/13. Saudaraku… jika kita mengenal Zat Allah yang Maha Tinggi, maka kita tidak lagi meyakini Allah berada dimana-mana. Karena Zat Allah Maha Tinggi dari semua makhluk-Nya, Dia Bersemayam diatas arsy-Nya, dan Dia tidak serupa dengan makhlukNya, juga tidak butuh kpd makhluk-Nya. Adapun makhlukNya sangat butuh kepada-Nya. Saudaraku… Allah memiliki semua makna ketinggian yang sempurna dari segala sisi. Siapa yang mengingkarinya sungguh telah tersesat jauh. Maka diantara kesempurnaan Maha Tingginya Allah, yaitu; Pertama, Maha Tinggi Zat-Nya. Dia berada diatas segala makhluk-Nya. Allah berfirman tentang para penghuni langit yang tinggi diatas bumi, yaitu para malaikat, dalam firman-nya يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ. المحلي ٥٠ Mereka para malaikat takut kepada Rabb mereka yang berada diatas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Kedua, Maha Tinggi Sifat-Nya. Artinya sifat-Nya tidak serupa dan sama dengan makhluk-Nya. Allah berfirman وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلَىٰ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ.. الروم ٢٧ “Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi..” Ketiga, Maha Tinggi Kekuasaan-Nya. Kekuasaan-Nya diatas segala makhluk-Nya. Dia mampu mengalahkan semua makhluk-Nya, dan makhluk tidak mampu mengalahkan-Nya. Allah berfirman وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ… الأنغام ١٨ “Dan Dialah yang berkuasa diatas sekalian hamba-hamba-Nya.” Saudaraku…. Beribadah lah kpd Nama Allah Al-Aliy dengan hatimu, lisanmu dan ragamu, yaitu dengan cara; bersihkan keyakinan dalam hatimu, ikutilah keyakinan sesuai dengan aqidah para Nabi dan Rasul. Aqidah para Sahabat tentang Allah Yang Maha Tinggi. Aqidah suci yang akan berdampak pada hatimu. Mengenal Allah Yang Maha Tinggi akan membuat hati semakin rendah diri, semakin takut dan khusyu’ hanya dihadapan Allah. perbanyaklah zikir dgn lisanmu menyebut-nyebut Nama Allah, disetiap semua keadaanmu. Susah dan senang mu, suka dan dukamu, sehat dan sakitmu, muda dan tuamu, kaya dan miskinmu, lapang dan sempitmu. ta’ati semua perintah-Nya, jauhi segala larangan-Nya dgn ragamu. Karena perintah itu datang dari Yang Maha Tinggi, larangan itu turun dari Dia Yang Maha Tinggi. Jangan lihat kecil dan rendahnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa kita telah bermaksiat? Ya, kepada Dia Allah Yang Maha Tinggi. Maka malulah kita kpd-Nya atas semua dosa. Dia Yang Maha Tinggi menurunkan rahmat dan nikmat-Nya tak terhingga, maka malulah kita menaikkan catatan dosa dan maksiat kepada-Nya. Saudaraku…tahukah engkau bahwa ketika kita membaca ayat kursi disetiap doa dan zikir, hakikatnya kita sedang bertawasul dengan Nama Allah Al-Aliy dan Al-Adzim!! Ya, Krn diakhir ayat kursi Allah tutup dgn Nama-Nya ” وهو العلي العظيم “. Maka siapa saja bertawasul dgn AsmaulHusna-Nya, akan dikabulkan setiap doanya, akan diberikan disetiap permintaan nya. وصلى الله وسلم على نبينا محمد سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك السلام عليكم ورحمة الله و بركاته Cianjur, 20 rabiul Akhir 1441 / 17 desember 2019. Akhukum Fillah Faisal Mista. ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Ingin rezeki berlimpah dengan berkah? Ketahui rahasianya dengan Klik disini! Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Demikianlah hal yang telah disebutkan itu karena sesungguhnya Allah Dialah yang hak yang tetap. Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru yang mereka sembah; lafal ayat ini dapat dibaca ya'buduuna dan ta'buduuna selain dari Allah, itulah yang batil yang lenyap dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi atas semua makhluk-Nya dengan keperkasaan-Nya yang mengalahkan mereka semua lagi Maha Besar yakni Maha Agung. Semua keajaiban ciptaan Allah dan kekuasaan-Nya itu disebabkan oleh karena pencipta-Nya adalah Tuhan Yang Mutlak. Dialah satu-satunya Zat yang berhak untuk disembah. Dan sesungguhnya tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah, ketuhanan mereka adalah batil dan palsu. Hanya Allah semata yang Mahatinggi dan Mahabesar kekuasaan-Nya. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021332 Link sumber Dia telah menerangkan sebagian di antara keagungan dan sifat-sifat-Nya. Maksudnya, zat-Nya hak benar, sifat-Nya hak, agama-Nya hak, para rasul-Nya hak, janji-Nya hak, ancaman-Nya hak, dan beribadah hanya kepada-Nya itulah yang hak. Baik zatnya maupun sifatnya. Kalau Allah tidak mewujudkannya, tentu ia tidak ada. Oleh karena ia adalah batil, maka menyembahnya adalah kebatilan yang paling batil. Zat-Nya Mahatinggi di atas semua makhluk, sifat-Nya pun tinggi, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan sifat makhluk, Dia berada di atas makhluk-Nya dan mengungguli mereka. Dia memiliki kebesaran baik zat-Nya maupun sifat-Nya. Dia pun dibesarkan dan diagungkan di hati para penduduk langit dan bumi. Oleh Ustadi Hamzah, Department of Religious Studies Faculty of Ushuluddin Islamic Theology & Thought State Islamic University Sunan Kalijaga JAKARTA - Nama dan sifat Allah Al Aliy disebutkan enam kali dalam Alquran, yakni pada surah Al Syura 4, Luqman 30, Ghafir 12, Al Hajj 62, Saba’ 23, Al Baqarah 255. Keseluruhannya bermakna Yang Mahatinggi. Lafaz ini selalu dirangkai dengan Asma’ul Husna yang lain, yakni Al Kabîr Yang Mahabesar dan Al Adzîm Yang Mahaagung. Allah berfirman, لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar QS Asy Syura 4. ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ Kuasa Allah yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah Tuhan Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar QS Al Hajj 62. Penyebutan lain yang menggambarkan Allah Yang Maha Tinggi di antaranya adalah lafaz Al A’lâ QS Al Najm 7; Al Lail 20; Thaha 68; Al A’la 1; Al Nahl 60; Al Rum 27, ta’âlâ QS Al Nahl 3; Al Jinn 3; Al Naml 63; Al Mukminun 116; Al A’raf 92, 190; Thaha 114, dan Al Muta’âl QS Al Ra’du 9. Seluruh bentuk penyebutan tersebut menggambarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Tinggi. Sifat ini mengandung dua arti, yakni Allah Mahatinggi atas segala makhluk-Nya, dan Allah hanyalah satu-satunya Tuhan, karena tidak ada yang lebih tinggi derajatnya dari Allah. Allah berfirman, فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ Maka Mahatinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan yang mempunyai Arsy yang mulia QS Al Mukminun 116. Berdasarkan penjelasan makna Al Aliy tersebut, kita dapat memahami bahwa tidak ada satupun makhluk yang lebih tinggi derajatnya dari Allah. Dengan demikian, kita wajib menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat mengabdi dan sesembahan, dan mengingkari adanya makhluk yang diposisikan sebagai sesembahan. Apa pun indah, besar, mengagumkan, dan lain sebagainya, jika dia makhluk, maka derajatnya tetap rendah, sehingga tidak pantas dijadikan sesembahan. Dengan menjadikan Allah Yang Mahatinggi sebagai tempat mengabdi, maka kita juga akan berada pada posisi tinggi dan mulia di antara makhluk-makhluk lain. Begitu sebaliknya, jika ada orang yang tidak menjadikan Allah sebagai tempat mengabdi, posisi dia sangat rendah di hadapan makhluk lain, terlebih di hadapan Allah. Wallahu a’lam. Sumber Majalah SM Edisi 15 Tahun 2018 Link artikel asli sumber Suara Muhammadiyah

dialah yang maha tinggi